Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 26 Januari 2015

BAB 11 : Akutansi dan Laporan Keuangan



AKUTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

Defenisi Akutansi
 Akutansi berasal dari kata accounting yang artinya menghitung atau mempertanggung jawabkan. Akutansi digunakan pada seluruh kegiatan kegiatan bisnis diseluruh dunia untuk mengambil keputusan. Akutansi adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan, pelaporan, penganalisian dan pengkomunikasian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk mengambil keputusan serta tujuan lainnya.

Fungsi Akutansi 
 Fungsi utama akutansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akutansi tersebut, kita dapat melihat posisi keuangan serta perubahan yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Fungsi dasar akutansi adalah sebagai berikut :
- Menciptakan sistem akutansi
- Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memasukkan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan.
- Memberikan laporan/keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian aktiva dan pengambilan keputusan.
Untuk menyederhanakan, fungsi akutansi di bagi menjadi pihak intern perusahaan dan pihak ekstern perusahaan.
a. Pihak Intern
 Akutansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut, yaitu :
- Perencanaan, yaitu berdasarkan ekonomi yang tepat, dapat di susun rencana kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.
- Pengendalian, yaitu : berdasarkan rencana dan penerapan sistem akutansi yang baik dapat di kontrol atau di nilai jalannya kegiatan perusahaan.
- Pertanggung jawaban, yaitu : Setelah diadakan pencatatan terhadap semua jumlah transaksi dan kejadian, pada akhir periode disusun laporan keungan untuk di sampaikan kepada pemilik atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian.
- Pengambilan keputusan, yaitu : setelah laporan keuangan di susun pihak pimpinan/manager dalam perusahaan akan menentukan kebijakan/keputusan untuk masa yang akan datang.
- Mengetahui tingkat keberhasilan, yaitu : keberhasilan usaha yang di capai oleh suatu perusahaan dapat dilihat berdasarkan besar-kecilnya laba yang didapatkan oleh perusahaan tersebut.
b. Pihak Ekstern
 Akutansi digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan ekonomi bagi mereka yang memerlukan informasi tersebut.

Pihak-Pihak Yang Berkepentingan
 Orang-orang yang terlibat di dunia usaha, mereka sangat membutuhkan informasi yang relevan dan akurat yang di sediakan oleh akutansi, dimana akutansi sebagai kegiatan jasa yang berfungsi sebagai penyedia data kuantitatif yang di perlukan oleh pihak-pihak tersebut untuk perkembangan usahanya. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain :
a. Para Pemilik dan Calon Pemilik Perusahaan
 Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan tersebut.
b. Para Pengelola Perusahaan
 Para pengelola perusahaan ini adalah para manager, jajaran direksi. Bagi pengelola perusahaan, akutansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan interprestasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.
c.Para Pegawai/Karyawan Perusahaan
 Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi keungan perusahaan. Hal ini di hubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian ataupun bonus serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian karyawan terhadap perusahaan tersebut.
d. Para Investor
 Para investor yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu perusahaan, untuk pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
e. Para Kreditor
 Para kreditor seperti Bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan yang akan diberikan kredit yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan keputusan penetapan, pemberian kredit.
f. Pemerintah
 Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada di negaranya tersebut. Misalnya untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara dari sumber pajak dari sektor pajak atau menentukan kebujaksanaan lain yang menentukan kebijaksanaan lain dengan memberikan fasilitas tertentu dari pemerintah.
g. Rekanan Perusahaan
 Rekanan perusahaan merupakan perusahaan-perusahaan yang di ajak kerja sama dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek tertentu yang sifatnya bekerjasama untuk saling mendukung dalam penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.

Prinsip Akutansi
 Prinsip akutansi adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dalam tujuan maupun konsep teoritis akutansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akutansi. Berikut berbagai macam prinsip akutansi :
- Konsep Entitas (kesatuan usaha) merupakan konsep yang paling mendasar dalam akutansi. Konsep entitas (kesatuan usaha) adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari prganisasi lain atau individu lainnya. Konsep ini penting dalam menilai keuangan dan menilai hasil usaha suatu organisasi atau bagian dari organisasi. Antara kesatuan usaha yang satu dengan yang lain atau dengan pemiliknya terdapat garis pemisahyang tegas. Ini berarti bahwa keuangan yang menyangkut satu kesatuan usaha tidak boleh dicampur dengan kasatuan usaha lain atau dengan pemiliknya. Tanpa konsep ini maka laporan keungan akan menjadi kacau, karena yang tercantum dalam laporan keungan suatu organisasi mungkin dimasuki kejadian-kejadian keuangan yang sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
- Prinsip Obyektifitas, Catatan dan laporan akutansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya sebagai laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data semacam itu harus bisa dikonfirmasi oleh pengamat yang independen. Oleh karena itu catatan akutansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasi dalam bentuk bukti yang obyektif.
- Prinsip Cost (Biaya). Prinsip ini menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau di peroleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli tahu, bahwa harga masih bisa ditawar tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat dengan harga yang sesungguhnya yang telah disepakati dalam transaksi yang tersebut.
- Prinsip Biaya Historis ( Historical cost principle). Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya.
-Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) merupakan aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau equivalentnya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
- Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) adalah yang mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuian. Dengan adanya prinsip ini, kita harus menghitung berapa besar biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besar pendapatan yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.
- Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) merupakan metode-metode ataupun prosedur yang digunakan dalam proses akutansi dan diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisiah yang cukup berarti terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung pada sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.  
- Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle) menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini di perlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila laporan keuangan yang disajikan tidak lengkap, maka dapat menyesatkan para pemakainnya.

Pengertian Laporan Keuangan
 Laporan keungan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga diartikan sebagai ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan dan data aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan  terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Isi Laporan Keuangan
 Laporan keuangan sangatlah penting bagi pihak-pihak terkait. Yang terpenting dalam laporan akutansi dari pertanggungjawaban pemilik adalah neraca (Balance Sheet) dan Laporan laba-rugi (Income statement). Laporan ini sangat penting, dan ada satu lagi laporan yang tidak kalah pentingnya yang dinamakan laporan perubahan modal ( Capital Statement) :
a. Laporan Laba/Rugi (Income Statement/Profit and Loss Statement)
 Laporan laba/rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita bisa mengetahui besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama satu periode.
* Pendapatan di kelompokkan berdasarkan :
- Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan bisnisnya.
- Pendapatan non operasional yaitu pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan bisnisnya.
* Beban (biaya) di kelompokkan berdasarkan :
- Biaya operasional
- Biaya non-operasional
b. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
 Laporan perubahan modal menggambarkan perubahan modal pemilik yang berisikan modal awal, laba/rugi bersih, prive. Laporan ini cukup penting, sehingga pada akhir-akhir ini cenderung disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan (Financial Statement). Seluruh penyajian laporan keuangan harus menggambarkan :
- Nama pemilik/perusahaan
- Nama dari laporan
- Tanggal atau periode
c. Neraca (Balance Sheet)
 Laporan neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akutansi yang menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan. Bagian aktiva neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas atau di gunakan dalam operasi.

Bentuk Neraca
 Neraca adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan posisi keuangan berupa harta, utang dan modal pada suatu perusahaan untuk satu periode akutansi tertentu.  Unsur-unsur neraca terdiri atas :
- Harta (aktiva), merupakan sumber ekonomi yang di harapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari.
- Utang (Liabilitas), merupakan tanggung jawab yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan  pada masa akan datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki.
- Modal (Ekuitas), merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan atau perseorangan.
Neraca dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu :
a. Bentuk Skontro : Dalam bentuk ini, neraca di susun menjadi dua sisi sebelah-menyembelah, sisi kiri (debit) untuk mencatat harta perusahaan dan sisi kanan (kredit) untuk mencatat utang dan modal perusahaan.
b. Bentuk Staffel : Dalam bentuk ini, neraca di susun dari atas kebawah menjadi secara berurutan mulai dari harta kemudian di ikuti modal dan utang.
c. Langkah-langkah penyusunan neraca :
* Judul laporan, Menuliskan nama perusahan, nama laporan dan periode laporan di tengah atas halaman.
* Isi Laporan:
- Harta disusun berdasarkan tingkat likuiditas, artinya yang paling lancar ditulis terlebih dahulu, disusul oleh harta yang mudah di cairkan dan akhirnya data tetap.
- Utang di susun berdasarkan tanggal jatuh tempo, artinya utang yang terlebih dahulu jatuh tempo di tulis terlebih dahulu, sedangkan utang jangka panjang ditulis berikutnya.
- Modal disusun berdasarkan lama tidaknya tertanam diperusahaan, artinya modal yang paling lama  tertanam pada perusahaan di tulis paling akhir.

Laporan Laba/Rugi (Income Statement/Profit and Loss Statement)
 Laporan laba-rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akutansi tertentu. Unsur-unsur laporan laba-rugi adalah penghasilan dan beban.
a. Penghasilan (income), terbagi menjadi dua macam yaitu :
* Pendapatan (Revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan barang dagangan, penghasilan jasa, pendapatan bunga, pendapatan devisa, royalti dan sewa.
* Keuntungan (Gains), yaitu dafinis lain dari penghasilan yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin.
b. Beban (Exspense), terdiri dari :
* Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap, yang meliputi : harga pokok penjualan, gaji dan upah, penyusutan.
* Kerugian, yaitu definisi lain beban yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti bencana alam, kebakaran.

Bentuk Laporan Laba/Rugi
 Laporan laporan laba-rugi dibuat dalam dua bentuk, yaitu :
* Bentuk Single Step atau langsung
 Semua pendapatan di kelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban di kelompokkan tersendiri di bagian bawah dan di jumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, maka selisih jumlah tersebut merupakan laba bersih atau rugi bersih.
* Bentuk Multiple Step atau tidak langsung
 Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha, demikian juga beban di bedakan menjadi beban usaha dan beban diluar usaha. Pendapatan dan beban usaha dijadikan pertama, sedangkan pendapatan dan beban diluar usaha di sajikan berikutnya.

Tujuan Laporan Keuangan
  Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu dan tidak di wajibkan menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi :
- Aktiva
- Kewajiban
- Ekuitas
- Pendapatan dan beban termasuk keuntungan
- Arus kas
 Informasi tersebut beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan khusus dalam hal waktu dan kepastian yang di peroleh kas serta setara kas.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar